Pages

Senin, 10 November 2014

Hari Pertama

lifestyle.kompasiana.com


“Dek bangun, udah jam 6 ni, nanti telat kesekolah” suara Mama yang berteriak memanggilnya untuk segera bangun.
“ia ma, ni mau bangun”
“ayo cepat bangun, hari ini kan hari pertamamu”
“ia mama. Ardi dah bangun ni”

“dah bangun kok masih ditempat tidur” suara bang Ridho yang menggagunya
“ah apaan sih bang, ganggu saja. Lagi mimpi enak ni. Nanggung” balasnya sambil menarik selimut lagi
“heh. Emang mimpi bisa bersambung. Ada-ada aja kamu dek. ayo bangun cepat” balas bang Ridho sambil menarik selimut dan menggangguku lagi

“iya-iya. Dah bangun ni. Dasar bawel” sambil duduk ditempat tidur
‘ayo mandi sana!”
‘iya, abang bawel” balas ku dengan nada kesal, sambil bangun menuju kamar mandi yang berada di belakang, dengan malasnya. Tanpa sengaja ku menabrak dinding, yang menimbulkan nada yang membuat orang-orang rumah pada kaget. Pas ku bangun semua orang sudah berkumpul, sambil menertawaiku

“aduh, apa ketawa-tawa, sakit tau ” ku menoleh kearah bang Ridho yang menertawaiku dengan nada kesal. Memang saudara laki-laki ku satu-satunya sering membuatku kesal.



“Ridho” suara mama sambil menggeleng-gelangkan kepala. Untuk menyuruh bang Ridho diam
“iya ni ma, bukannya dibantuin, malah ditertawain” ngeluh ku sama mama
“makanya jalan itu gunakan mata, jangan pake kaki saja” timpal bang Ridho sambil ketawa dan berlalu pergi. Dan aku pun berlalu juga untuk ke kamar mandi.

“Bang, bareng ya” sambil nyengir kuda kearah bang Ridho.
“ngak. Buru-buru ni”
“ma” teriak ku memanggil mama
“iya, ada apa” balas mama dari kejauhan
“Bang Ridho” belum selesai aku ngomong, langsung bang Ridho, menyuruh aku diam
“kamu dek, gitu aja ngadu sama mama, ayo cepat, ntar abang telat ke kampus lagi”. Segera ku naik ke balakang motor Yamaha bang Ridho, sambil nyengir kuda.
**** 

Suasana di Sekolah:
Sebelum bang Ridho meninggalkanku, bang Ridho meninggalkan pesan
“ingat, hari ini hari pertama di sekolah, jangan buat masalah. Dah hati-hati hari ini anak baru pasti ada MOS (Masa Orientasi Sekolah). Dan bila ada yang ganggu kamu, bilang sama abang”
“oke bos” dan bang ridho langsung pergi meninggalkanku dan melajukan motornya menuju kampusnya.

Hem. Senang rasanya bisa bersekolah di SMU Harapan. Masuk di sekolah favorit ada rasa kesenangan tersendiri yang sangat sulit untuk dijelaskan. Segera ku melangkahkan kaki menuju madding sekolah untuk melihat pengumuman pemabagian kelas. Akhirnya ku temukan juga nama ku, dan ternyata aku di kelas 1a. Dan segera mencari kelas 1a untuk meletakkan tas dan menuju lapangan upacara karena bel sudah dibunyikan. Dan segera aku bergabung dengan kawan-kawan lainnya di lapangan upacara bendera.

Cuaca hari ini cukup panas, sehingga banyak peluh yang keluar dari tubuh ini. Bahakan ada beberapa siswi yang ikut tumbang karena gak sanggup nahan panas. Di tambah lagi kepala sekolah yang menyampaikan sambutan untuk siswa baru, tidak ku hiraukan sama sekali. Bahkan ku juga melihat ada beberapa siswa yang duduk mencari kerindangan dari bayangan siswa lainnya ketika upacara sedang berlangsung. Dan ketika kepala sekolah menyelesaikan pidato singkatnya. Aku sempat mendengar berapa kata dari teman-temanku.

“akhirnya, selesai juga. Gak tau panas apa, ceramahnya panjang amat” Begitulah kata-kata yang keluar dari beberapa teman-teman baru ku.

Dan segera ku melangkahkan kaki menuju ketempat teduh untuk istirahat sejenak.

“di, gimana perasaanmu, ketika bisa sekolah disini..???” Tian bertanya padaku
Tian adalah sahabat ku ketika masih bersekolah di SMP dulu. Dan dulu kami sempat berkeinginan bersekolah di tempat yang sama, ya di SMU Harapan. Dan akhirnya keinginan kami terwujud, dan kini keinginan kami telah terwujud.

“senang banget lah Ian, semua orang ingin bersekolah di sini. Sekolah favorite gitu, siapa sih yang nggak senang. Hhehee” ku menjawab sambil tertawa kecil ke arah Tian sahabat ku.
“Kamu gimana perasaannya” ku balas bertanya kepada Tian.

“ya sama. Aku juga senang banget.ini sekolah yang aku inginkan dari dulu.”
Tiba-tiba suara peluit berbunyi. Dan kami menoleh ke arah bunyi peluit tersebut. Disana ada kakak kelas sedang berkumpul di lapangan sekolah. Dan salah seorang dari mereka berteriak di toa. Sambil mengatakan
“adek-adek kelas satu semuanya berkumpul di lapangan sekarang” perintah kakak yang memegang toa tersebut.

Semua siswa baru, segera menuju ke lapangan sekolah, dan membentuk barisan masing-masing sesuai dengan kelas.
“Mana bet kalian” Tanya salah seorang kakak kelas yang sedikit judes
Dan dengan serempak semua siswa baru mengatakan “di kelas kak”
“ayo cepat ambil, dalam satu menit kalian sudah harus ada disini. Di hitung dari sekarang. Satu..”
Semua siswa baru berlarian menuju ke kelas untuk mengambil bet yang terbuat dari karton berukuran dada setian siswa. Dan dalam hitungan detik, kami semua berkumpul lagi di lapangan sekolah.
“oke, semua pakai bet, masing-masing” perintah kakak kelas yang judes

“opps, yang telat silahkan membentuk barisan sendiri” kata kakak kelas yang bermuka garang
Sialnya aku telat beberapa detik, menuju ke lapangan sekolah. Namun bukan hanya aku saja, sahabat ku Tian juga sama seperti ku.

“kalian,ini aja bisa telat, pasti nantinya kesekolah pakalan telat juga. Memang tidak disiplin kalian” Kakak cantik yang berwajah oval dan menggenakan Jilbab begitu judes memarahi kami yang telat.
Ku lihat nama yang tertera di baju tepatnya di dada sebelah kiri tertulis nama Syarifa Azzahra. Nama yang cantik sesuai dengan orangnya fikirku. Namun anehnya kakak tersebut tidak berhenti memarahi ku, karena memang aku yang paling telat sampai di tengah lapangan sekolah.

Kak Syarifa Azzahra semakin kesal, karena tingkah ku yang mengacuhkannya. Ku masih menoleh kesamping melihat sahabatku Tian sedang dihukum. Kak Syarifa semakin kesal dan bertanya dekat dengan wajahku, ketika ku memalingkan wajah kedapan tanpa sengaja mulut ku terkena pipi kak Syarifa. Reflek dari kak Syarifa Azzahra tangannya langsung menampar wajahku dan lalu mendorong tubuhku hingga jatuh. Semua mata tertuju kepada kami berdua, kak Syarifa Azzahra berlari karena malu. Kejadian ini tanpa sengaja di lihat oleh seorang guru. Dan guru tersebut langsung menuju kearah ku, dan menyuruhku ke kantor kepala sekolah.

Sekitar 20 menit aku di ruang kepala sekolah, dan tiba-tiba ada yang mengetok pintu.

“tok tok tok, Assalamu’alaikum” sebuah suara dari balik pintu tersebut memberikan salam
“wa’alaikumsalam, masuk” jawab kepala sekolah, dan menyuruh masuk yang mengetok pintu tersebut.
Dan yang muncul dari arah pintu tersebut adalah kak Syarifa Azzahra, dan dia melihat kearahku. Lalu menunduk malu, begitu pun dengan ku.

“silahkun duduk Syarifa” kepala sekolah mempersilahkan duduk kak Syarifa disebelah ku.
Kak Syarifa mulai bercerita sambil menundukkan kepalanya.
“awalnya saya kesal kepada dia, karena tak menghiraukan apa yang saya katakan. Lalu tiba-tiba dia mencium saya pak” penjelasan dari kak Syarifa tidak bisa kuterima begitu saja. Karena ku tak sengaja mencium pipi kak Syarifa. Dan aku membantahnya bila dituduh menciumnya

“bohong pak, saya tidak menciumnya” ku membela diri
“lalu tadi apa?’ dia mulai menoleh kearahku
“tadi ada unsure ketidak sengajaan” ku membela diri
“unsur ketidak sengajaan..??” kepala sekolah bertanya kepada ku
“iya pak.”
“coba jelaskan kepada kita semua”

“baiklah pak. Awalnya kami semua disuruh berkumpul di lapangan sekolah. setelah berkumpul di lapangan kami semua di suruh mengambil bet masing-masing yang ada di dalam ruang kelas. Saya yang paling telat sampai di lapangan. Lalu dia ini (sambil menunjuk kea rah Syarifa) memarahi saya, saya malas mendengarnya. Ketika dia sedang memarahi saya, saya sedang menoleh ke samping kiri, melihat kawan-kawan saya yang lainnya. Tanpa saya sadar dia mendongakkan kepalanya kedepan, ketika saya berbalik, tanpa sengaja mulut saya mengenai pipinya dia. Lalu dia menampar dan mendorong saya hingga jatuh” cerita saya untuk membela diri

“bohong pak, dia memang sengaja mencium saya”
“emangnya kamu siapa.?? Gak nafsu sama sekali saya untuk mencium kamu”
“lalu tadi apa”
“kan aku udah cerita itu ada unsur ketidak sengajaan”
“bohong kamu memang sengaja” jelas Syarifa sambil menangis
Syarifa terlihat menangis, membuat kepala sekolah memberhentikan perang mulut antara kamu berdua.
“cukup, hentikan,. Ardi tolong berikan surat ini pada orang tua mu” kepala sekolah menghentikan perang mulut antar kami dan memberikan surat kepada Ardi
“apa ini pak”
“ini surat pemanggilan orang tua atas tingkah kamu yang keterlaluan”
“tapi pak,” Ardi mencoba membela diri. Dan langsung saja di potong oleh kepala sekolah
“tidak ada tapi-tapi lagi, beriakan surat ini untuk orang tuamu. Dan kamu syarifa. Kamu juga bapak hukum”
“kok saya dihukum juga pak, saya kan korban” syarifa bertanya keheranan
“korban-korban, saya yang korban” Ardi langsung menyambung perkataan dari syarifa
“cukup. Kamu juga salah syarifa. Karena menampar dan mendorong Ardi, hingga tangannya terluka. Kamu harus membersihkan Wc sekolah selama seminggu penuh. Opps tidak ada tapi-tapi lagi. Dan sekarang silahkan kalian keluar”
Dengan wajagh yang kesal. Mereka berdua akhirnya keluar. Dan menuju ke ruang kelas masing-masing.

Kejadian ini membuat Ardi bingun, apa yang harus dikatakan kepada mama dan Bang Ridho, apalagi tadi bang Ridho berpesan agar jangan membuat tingkah disekolah di hari pertama. Dengan rasa bingung dan galau apa yang harus dilakukannya, dia masih berjalan lunglai menuju ruang kelasnya. Tiba didepan kelas ia melihat teman-temannya sudah mulai belajar, dan guru sedang mengajar di depan kelas.

“assalamualaikum” ardi memberi salam ketika hendak memasuki kelas. Dan semua mata menuju kearahnya.
“wa’alaikumsalam” sang guru menjawab salam. Dan langsung kembali menyerang ardi tanpa mendengar penjelasan dari Ardi sama sekali
“kamu baru masuk sudah mulai tidak disiplin, silahkankeluar”
“Tapi buk?”
“saya bilang keluar”
Dengan wajah yang masih lesu Ardi kembali keluar.
“ini semua gara-gara cewek sialan itu, udah kena marah kepala sekolah, kemudian gak dikasih masuk ruang sama guru lagi, sial bangat saya hari ini. Dasar cewek pembawa sial” ardi kesal dan mengomel sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar