Pendekatan yang biasa dilakukan dalam pemasaran, yaitu dengan menganalisis budaya dari sudut ciri atau kandungan utamanya. Pemasar biasanya berfokus pada pengidentifikasian nilai-nilai dominan suatu masyarakat, tetapi budaya itu lebih dari sekedar nilai. Yang termasuk didalam kandungan suatu budaya tersebut adalah kepercayaan, sikap, tujuan dan nilai-nilai yang dipegang oleh sebagian besar masyarakat dalam suatu lingkungan.
Memahami kandungan budaya:
- Analisis kandungan
Kandungan budaya sering dapat dibaca dari objek material yang diproduksi oleh grup sosial.
- Penelitian lapangan
Prosedur ini melibatkan pengamatan perinci dan panjang terhadap tanggapan emosi, kognisi dan perilaku konsumen di sepanjang kehidupan sehari-hari mereka.
Memahami kandungan budaya:
- Analisis kandungan
Kandungan budaya sering dapat dibaca dari objek material yang diproduksi oleh grup sosial.
- Penelitian lapangan
Prosedur ini melibatkan pengamatan perinci dan panjang terhadap tanggapan emosi, kognisi dan perilaku konsumen di sepanjang kehidupan sehari-hari mereka.
- Budaya sebagai suatu proses
Proses budaya menjelaskan bagaimana makna budaya ini di pindahkan atau di transfer di antara tempat-tempat tersebut oleh apa yang di lakukan organisasi (bisnis, pemerintah, agama, pendidikan) dan oleh masing-masing individu di masyarakat. Ada dua cara untuk mentransfer makna dalam masyarakat yang berorientasi konsumsi yaitu :
1. Strategi pemasaran didesain untuk menggerakkan makna budaya dari lingkungan budaya ke dalam produk dan jasa agar produk atau jasa tersebut menarik bagi konsumen
2. konsumen secara aktif mencari makna budaya yang ada dalam produk untuk membentuk identitas pribadi atau konsep pribadi seperti yang di inginkan.
- Makna budaya dalam produk
Makna budaya produk cenderung beragam sesuai dengan masyarakat dimana produk tersebut berada.
- Nilai inti
Nilai inti adalah tujuan akhir abstrak yang berusaha dicapai seseorang dalam hidupnya. Mengetahui nilai inti yang dianut konsumen dalam suatu masyarakat dapat membantu pemasar mengerti dasar dari hubungan produk konsumen bagi konsumen tersebut. Nilai-nilai inti mendefinisikan bagaimana produk digunakan di dalam masyarakat. Beberapa perubahan pemasaran yang dapat mempengaruhi kebudayaan :
1. Tekanan pada kualitas
Kualitas lebih penting dibandingkan kuantitas. Dalam membeli barang, yang lebih di utamakan adalah nilainya, keawetannya dan keamanannya.
2. Peranan wanita yang berubah
3. Perubahan kehidupan keluarga
4. Sikap yang berubah terhadap kerja dan kesenangan
5. Waktu senggang yang meningkat
6. Pembelian secara impulsif
7. Hasrat akan kenyamanan
1. Tinjauan Subbudaya
- Afeksi dan kognisi
Penilaian afeksi dan kognisi adalah penilaian terhadap suka atau tidak suka, perasaan emosional yang tindakannya cenderung kearah berbagai objek atau ide serta kesiapan seseorang untuk melakukan tindakan atau aktivitas.
- Perilaku
Perilaku merupakan suatu bentuk kepribadian yang dapat diartikan sebagai bentuk sifat-sifat yang ada pada diri individu.
Perilaku merupakan suatu bentuk kepribadian yang dapat diartikan sebagai bentuk sifat-sifat yang ada pada diri individu.
- Faktor lingkungan
Berdasarkan teori Gestalt dan lapangan dapat disimpulkan bahwa faktor lingkungan merupakan kekuatan yang sangat berpengaruh pada perilaku konsumen.
2. Subbudaya dan Demografis
Budaya suatu masyarakat dapat diidentifikasikan berdasarkan :
- Aspek etnis
Aspek ini dapat diartikan sebagai kelompok orang yang mempunyai norma dan nilai spesik yang sama dalam persepsi dan kognisi yang berbeda dengan persepsi dan kognisi kelompok lain dalam masyarakat yang lebih luas. Nilai ini dapat di bentuk dari segi fisik, agama, geografis dan lainnya.
- Aspek agama
Aspeeek agama mempunyai pengaruh yang besar bagi para konsumen. Misalnya di indonesia sebagia besar masyarakatnya adalah pemeluk agama islam. Jadi produk-produk yang akan dipasarkan ke indonesia harus berlebel “halal”.
- Aspek geografis dan regional
Berdasarkan teori Gestalt dan lapangan dapat disimpulkan bahwa faktor lingkungan merupakan kekuatan yang sangat berpengaruh pada perilaku konsumen.
2. Subbudaya dan Demografis
Budaya suatu masyarakat dapat diidentifikasikan berdasarkan :
- Aspek etnis
Aspek ini dapat diartikan sebagai kelompok orang yang mempunyai norma dan nilai spesik yang sama dalam persepsi dan kognisi yang berbeda dengan persepsi dan kognisi kelompok lain dalam masyarakat yang lebih luas. Nilai ini dapat di bentuk dari segi fisik, agama, geografis dan lainnya.
- Aspek agama
Aspeeek agama mempunyai pengaruh yang besar bagi para konsumen. Misalnya di indonesia sebagia besar masyarakatnya adalah pemeluk agama islam. Jadi produk-produk yang akan dipasarkan ke indonesia harus berlebel “halal”.
- Aspek geografis dan regional
a. Aspek usia
Produk-produk yang ingin dipasarkan juga harus disesuaikan dengan usia konsumen yang dituju agar produk tersebut di terima dengan baik.
Produk-produk yang ingin dipasarkan juga harus disesuaikan dengan usia konsumen yang dituju agar produk tersebut di terima dengan baik.
b. Aspek jenis kelamin
3. Lintas Budaya (Cross Cultural Consumer Behavior)
- Analisis Lintas Budaya
Analisis lintas budaya merupakan perbandingan sistematik dari berbagai similaritas dan perbedaan dalam aspek-aspek fisik dan perilaku kultur. Dalam pemasaran, analisis lintas bdaya ini digunakan dalam rangka mendapatkan suatu pengertian atas segmen-segmen pasar di dalam dan di seberang batas-batas nasional. Tujuan analisis ini ialah menentukan apakah program pemasaran dapat di gunakan di dalam satu atau lebih pasar asing ataukah harus dimodifikasi untuk memenuhi kondisi lokal.
- Misinterpretasi Penilaian Lintas Budaya
Dalam hal ini para pemasar perlu senantiasapeka terhadap pengaruh budaya-budaya mereka sendiri atas interpretasi mereka terhadap kejadian, perilaku, dan informasi yang ada. Terdapat tiga sumber misinterpretasi lintas budaya yaitu :
1. Tirai kultural bawah sadar, yaitu pangkal pada kultur yang menyangkut kejadian, orang-orang dan perilaku. Kepekaan terhadap jenis misinterpretasi ini khususnya penting pada saat mengembangkan materi periklanan, baik visual maupun verbal.
2. Tidak adanya kesadarandiri kultural, yaitu mengacu pada tidak adanya kesadaran pemasar terhadap karakteristik kultural si pemasar itu sendiri.
3. Similaritas dan kepicikan terproyeksi, yaitu mengacu kepada tendensi pemasar untuk menganggap orang-orang dari kultur lain serupa dengan yang dijumpainya dalam kulturnya sendiri.
- Adaptasi Budaya
Mengacu kepada penentuan kebudayaan bisnis yang sesuai dengan ciri khas budaya suatu masyarakat.dengan kata lain, adaptasi menuntut bahwa kebijakan yang di ambil itu harus peka terhadap budaya setempat untuk menjamin bahwa adat istiadat, tradisi dan hyal-hal lain yang tabu tidak membatasi mereka dalam mengimpletasikannya. Secara esensial ada tiga lingkup yang tercakup dalam adaptasi bisnis luar negeri :
1. Produk
Dapat dipasarkan ke luar negeri, dengan dimodifikasi hingga cocok dengan iklim atau minat luar negeri
2. Tingkahlaku institusi
Meliputi adaptasi organisasi dan interaksi bisnis untuk mencocokkan dengan perspektif negara setempat
3. Adaptasi tanggapan individu
Adaptasi ini dituntut dalam segala hal mulai dari tingkahlaku sosial, tingkahlaku bemain dan interaksi dalam keluarga
- Perilaku Pembeli Dalam Suasana Global
Dalam rangka memahami perilaku pembeli luar negeri, pemasar internasional perlu melakukan empat tugas pokok yang sama dengan yang dibutuhkan oleh pemasar domestik, tetapi di luar dan di dalam pasar-pasar asing :
1. mengidentifikasikan similaritas dan perbedaan didalam pasar yang sedang di tinjau
2. memilih model, konsep dan teknik perilaku pembeli untuk pasar yang sedang ditelaah
3. memodifikasi penerapannya untuk memenuhi karakteristik pasar
4. menafsirkan hasilnya da;lam konteks pasar tersebut
3. Lintas Budaya (Cross Cultural Consumer Behavior)
- Analisis Lintas Budaya
Analisis lintas budaya merupakan perbandingan sistematik dari berbagai similaritas dan perbedaan dalam aspek-aspek fisik dan perilaku kultur. Dalam pemasaran, analisis lintas bdaya ini digunakan dalam rangka mendapatkan suatu pengertian atas segmen-segmen pasar di dalam dan di seberang batas-batas nasional. Tujuan analisis ini ialah menentukan apakah program pemasaran dapat di gunakan di dalam satu atau lebih pasar asing ataukah harus dimodifikasi untuk memenuhi kondisi lokal.
- Misinterpretasi Penilaian Lintas Budaya
Dalam hal ini para pemasar perlu senantiasapeka terhadap pengaruh budaya-budaya mereka sendiri atas interpretasi mereka terhadap kejadian, perilaku, dan informasi yang ada. Terdapat tiga sumber misinterpretasi lintas budaya yaitu :
1. Tirai kultural bawah sadar, yaitu pangkal pada kultur yang menyangkut kejadian, orang-orang dan perilaku. Kepekaan terhadap jenis misinterpretasi ini khususnya penting pada saat mengembangkan materi periklanan, baik visual maupun verbal.
2. Tidak adanya kesadarandiri kultural, yaitu mengacu pada tidak adanya kesadaran pemasar terhadap karakteristik kultural si pemasar itu sendiri.
3. Similaritas dan kepicikan terproyeksi, yaitu mengacu kepada tendensi pemasar untuk menganggap orang-orang dari kultur lain serupa dengan yang dijumpainya dalam kulturnya sendiri.
- Adaptasi Budaya
Mengacu kepada penentuan kebudayaan bisnis yang sesuai dengan ciri khas budaya suatu masyarakat.dengan kata lain, adaptasi menuntut bahwa kebijakan yang di ambil itu harus peka terhadap budaya setempat untuk menjamin bahwa adat istiadat, tradisi dan hyal-hal lain yang tabu tidak membatasi mereka dalam mengimpletasikannya. Secara esensial ada tiga lingkup yang tercakup dalam adaptasi bisnis luar negeri :
1. Produk
Dapat dipasarkan ke luar negeri, dengan dimodifikasi hingga cocok dengan iklim atau minat luar negeri
2. Tingkahlaku institusi
Meliputi adaptasi organisasi dan interaksi bisnis untuk mencocokkan dengan perspektif negara setempat
3. Adaptasi tanggapan individu
Adaptasi ini dituntut dalam segala hal mulai dari tingkahlaku sosial, tingkahlaku bemain dan interaksi dalam keluarga
- Perilaku Pembeli Dalam Suasana Global
Dalam rangka memahami perilaku pembeli luar negeri, pemasar internasional perlu melakukan empat tugas pokok yang sama dengan yang dibutuhkan oleh pemasar domestik, tetapi di luar dan di dalam pasar-pasar asing :
1. mengidentifikasikan similaritas dan perbedaan didalam pasar yang sedang di tinjau
2. memilih model, konsep dan teknik perilaku pembeli untuk pasar yang sedang ditelaah
3. memodifikasi penerapannya untuk memenuhi karakteristik pasar
4. menafsirkan hasilnya da;lam konteks pasar tersebut
Sumber: buku Perilaku konsumen, Karangan Nugroho J Setiadi
Untuk Bauran Pemasaran dalam Lintas Budaya Klik Disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar