Pages

Senin, 10 November 2014

The Sad Story of The Rain



“Kau ingat Ron, dulu ketika hujan turun kita selalu bermain hujan. Rasanya ingin kembali bermain hujan. Seperti dulu lagi” Ardi mengenang kisahnya ketika masih kecil dulu, sambil melihat ke arah laur yang sedang basah dengan hujan. Anak-anak menyambut ria ketika hujan turun, sambil bermain bola di depan rumah. Sesekali ku lihat orang tua mereka marah ketika ada anak mereka yang bermain hujan. Sam seperti aku masih kecil dulu. Umi sering melarang kami untuk main hujan, karena setiap habis mandi hujan badan ku langsung demam. Wajar saja Umi marah ketika itu.

“Hahaa. Kamu Di masih saja ingat masa indah kita dulu” Sambil meneguk kopi panas Roni, menjawab pertanyaan yang mengenang kisah masa lalu mereka. “Semuanya memang seperti mimpi, perasaan baru kemarin kita bermain bersama, sekarang kita sudah jadi Ayah buat anak-anak kita, tak pantas lah kita bermain hujan lagi” Roni menyambung kembali kata-katanya.

“Tapi, aku selalu bahagia saat hujan turun Ron, hujan itu indah, dan membawa berkah. Setiap hujan turun aku selalu mengingat kenangan kita dulu. Dan nanti entah bagaimana lagi aku akan mengenang kisah kecil kita itu”

“udahlah Di, jangan putus asa begitu, kamu harus semangat menghadapi ini semua. Ingat masih ada aku sahabatmu disini. Aku akan selalu menemanimu. Penyakit mu itu pasti akan sembuh Di. Kamu harus yakin itu”Roni menyemangati Ardi yang mulai putus asa. Penyakit yang di derita Ardi membuat dia putus asa. Dia terkena HIV. Mungkin umurnya tidak lama lagi. Menurut cerita Ardi, dia tidak tau mengapa dia bisa terkena penyakit tersebut, padahal dia tergolong orang yangbaik, tidak pernah menggunkan narkoba, maupun melakukan seks bebas. Dia begitu putus asa ketika hasil pemeriksaannya menunjukkan dia terkena penyakit mematikan tersebut.

“Udahlah Di, jangan sedih begitu, kamu harus tabah. Mungkin tuhansedang mengujimu dengan penyakit ini”

“Tapi mengapa tuhan menguji aku seperti ini, apa yang harus ku katakana pada istri dan anak ku, serta keluarga ku. Pasti mereka menuduhku yang bukan-bukan Ron”

“Istigfar Di. jangan salah kan tuhan di setiap masalahmu mu Di, mungkin selama ini kamu meninggalakan tuhan, sehingga tuhan mengujimu”

“Astagfirullahal’azim” sambil menangis Ardi mengucapkan kalimat istigfar “aku bingung, apa yang harus ku katakan pada mereka keluargaku Ron. Tolong aku Ron” Ardi memohon kepada sahabatnya sambil menangis. “aku belum sanggup untuk kehilangan mereka. Dan aku takut mereka akan meninggalkan aku sendirian ketika aku menderita penyakit menular seperti ini, dan aku juga takut bila aku dekat dengan mereka, penyakit ini akan menular pada mereka. Tolong bantu aku Ron”

Roni hanya diam, apa yang harus dikatakannya kepada sahabatnya tersebut. Hujan masih belum reda. Suasana di rumah Roni masih terasa dingin. Anak-anak masih asik bermain bersama dengan teman-temannya.

“sebaiknya kamu periksa lagi di rumah sakit yang lain. Jika kamu masih ragu akan penyakit mu itu. Dan jika kamu benar-benar menderita penyakit tersebut.kamu harus jujur kepad keluarga mu sebelum mereka menganggapmu macam-macam” Roni member saran kepada sahabatnya yang sedang putus asa.

Nada Handphone milik Ardi berdering, suasana kembali hening untuk sesaat. Di lihatnya di layuar HP, sebuah nomor baru, lalu Ardi mengangkat telepon tersebut. Betapa terkejutnya Ardi ketika mendengar kabar dari orang yang meneleponnya. Dan Ardi kembali mengeluatkan Kristal-kristal bening dari kedua matanya.

“Kenapa Di..??” Roni bertanya penasaran kepada Ardi, yang kembali mengeluarkan air matanya.

“Terima kasih atas infonya dok.” Dan Ardi menutup Handphonenya. Dia langsung sujud syukur ketika mendengar kabar bahwa hasil Labnya tertukar dengan orang lain, dengan mata yang berkaca-kaca Ardi langsung memeluk sahabatnya tersebut. “terima kasih ya Allah” hanya kata itu yang keluar dari mulutnya ketika kabar itu datang.

Dan hujanpun berhenti seiiring kabar yang melegakan hati kedua sahabat tersebut. Anak-anak mulai hilang satu persatu di halaman depan rumah. “dan aku selalu bahagia saat hujan turun, karena hujan begitu indah dan membawa berkah”dan ini benar-benar di rasakan oleh kedua sahabat tersebut, Ardi dan Roni.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar