Pages

Jumat, 13 April 2012

Menilik Gempa Menurut Ayat-Ayat Al-Quran


Memang segala kejadian di muka bumi ini hak mutlak ketetapan Allah. Dia semata yang mengetahuinya. Kapan dan di mana kejadian tersebut sudah Dia ketahui dan rencanakan dengan detail. Demikian pula gempa bumi yang terjadi di Sumatera, Rabu 11 April 2012 yang yang membuat masyarakat trauma akan tsunami, apalagi BMKG mengatakan gempa yang terdahsyat ke tiga di Indonesia ini berpotensi tsunami.
Gempa berkekuatan 8,9 skala richter mengguncang wilayah pulau Sumatra. Gempa tersebut terjadi pada pukul 15.38 WIB, dengan kedalaman 10 Km. Lokasi gempa berada di 2.31 Lintang Utara dan 92.67 Bujur Timur.

Gempa susulan terjadi berkekuatan 8,5 SR terjadi pada pukul 15.48 WIB, Rabu (11/4/2012), dengan kedalaman 10 Km. Lokasi gempa sama seperti gempa yang pertama. Gempa susulan kembali terjadi di Nangroe Aceh Darussalam (NAD) berkekuatan 6,5 skala richter (SR), pukul 16.28 WIB. Lokasinya di 1.21 LU, 91.27 BT atau 510 km Barat Daya Kabupaten Simeulue, NAD. 

Informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Rabu (11/4/2012), gempa tersebut terjadi pukul 17.21 WIB. Lokasinya 2.94 LU, 93 BT atau 335 BaratLaut Kabupaten Simeulue, NAD. Kedalaman 23 km. Hingga saat ini, peringatan tsunami untuk wilayah Bengkulu, Lampung, Nangroe Aceh Darussalam, Sumatra Barat dan Sumatra Utara, belum dicabut. 

Mari kita teliti kejadian gempa menurut Al-quran.

1.      Kejadian gempa pada tanggal 11 April 2012
Dan ini dapat kita buka Al-quran surat ke 11 (Hud) : 4 yang bunyinya “kepada Allahlah kamu kembali, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”

2.      Gempa pertama terjadi pada jam 15:38
sampai hari (suatu) waktu yang telah ditentukan, yakni waktu tiupan pertama tanda permulaan hari kiamat”(AL HIJR)

3.      Gempa ke dua yang terjadi pada jam 15:48
Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya” (AL HIJR)

4.      Gempa ke tiga terjadi pada jam 16:28
(yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat zalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata); "Kami sekali-kali tidak ada mengerjakan sesuatu kejahatanpun". (Malaikat menjawab): "Ada, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan". (AN NAHL )

Dan ketika Allah akan menurunkan adzab kebinasaan kepada suatu penduduk negeri maka diadakan di antara mereka para pemimpin yang suka hidup mewah dan kufur kepada Allah, sehingga mereka menyeru rakyatnya kepada kekufuran, maka ketika mereka melakukan hal itu tiba saatnya adzab turun.

Kekufuran para pemimpin ini sudah terlalu lama, yaitu dengan menolak hukum Allah (syariat Islam), menggantinya dengan produk hukum manusia. Contohnya demokrasi. Syariat dikesampingkan, tradisi dan aturan hidup yang menyelisihi Islam dibudidayakan. Akhirnya yang diharamkan oleh Islam dihalalkan, begitu juga sebaliknya. Para mujahid dihabisi, sementara penjahat dilindungi.

Tentang ada atau tidaknya kaitan antara ayat-ayat di atas dengan bencana tidak ada satu dalil sharih yang menunjukkannya. Namun, semestinya bencana menjadi pelajaran bagi kita. Introspeksi dan muhasabah terhadap kesalahan dan kedurhakaan kepada Allah harus segera dilakukan, supaya musibah tidak terulang.

Sumber : Inilah.com, voa-islam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar