Pages

Jumat, 30 Maret 2012

Pendekatan Komunikasi Lintas Budaya


1.      Pengartian Komunikasi Lintas Budaya
Komunikasi lintas budaya merupakan salah satu bidang kajian Ilmu Komunikasi yang lebih menekankan pada perbandingan pola-pola komunikasi antar pribadi diantara peserta komunikasi yang berbeda kebudayaan.
Pada awalnya, studi lintas budaya berasal dari perspektif antropologi sosial dan budaya sehingga kajiannya lebih bersifat depth description, yakni penggambaran yang mendalam tentang perilaku komunikasi berdasarkan budaya tertentu. Banyak pembahasan komunikasi lintas budaya yang berkisar pada perbandingan perilaku komunikasi antarbudaya dengan menunjukkan  perbedaan dan persamaan sebagai berikut:
Persepsi, yaitu sifat dasar persepsi dan pengalaman persepsi, peranan lingkungan sosial dan fisik terhadap pembentukan persepsi
Kognisi, yang terdiri dari unsur-unsur khusus kebudayaan, proses berpikir, bahasa dan cara berpikir.
Sosialisasi, berhubungan dengan masalah sosialisasi universal dan relativitas, tujuan-tujuan institusionalisasi; dan
Kepribadian, misalnya tipe-tipe budaya pribadi yang mempengaruhi etos, dan tipologi karakter atau watak bangsa.

Kepekaan terhadap budaya
            Menurut Wing Morse ; banyak pembicaraan bisnis menjadi sia – sia karena pemahaman yang buruk mengenai isyarat – isyarat komunikasi nonverbal. Alasan terpenting menjadi kompeten dalam antarbudaya adalah bahwa kehidupan pribadi anda akan lebih memuaskan dan kehidupan kerja anda akan lebih produktif, membahagiakan dan efektif.
Terdapat beberapa hal yang dapat menjadikan anda peka terhadap antarbudaya :
a.       Menghindari etnosentrisme
              Merupakan suatu sikap alami yang melekat dalam semua kebudayaan, etnosentrisme adalah keyakinan pada superioritas ras seseorang, hal ini cenderung menyebabkan kita menghakimi orang lain menurut nilai – nilai kita sendiri.
Pandangan dari Usha George ; kita semua berusaha menafsirkan dunia melalui lensa budaya kita sendiri.
b.      Menjembatani kesenjangan
              Setiap kebudayaan dapat dipelajari dengan pengenalan budaya dan pelatihan, anda dapat mempelajari sikap dan perilaku baru yang membantu menjembatani kesenjangan antarbudaya. Hal – hal yang dapat jadikan untuk menjembatani kesenjangan, yaitu :
-      Toleransi
Dengan mengaplikasi sikap empati, hal ini berarti mencoba melihat dunia melalui meta orang lain, membantu anda menjadi lebih toleran, lebih sedikit menghakimi dan untuk mencari pijakan yang sama.
-      Menjaga muka
Muka mengacu pada citra yang dimiuliki seseorang dalam kehidupan sosialnya, menjaga muka mungkin memerlukan ketidaklangsungan untuk menghargai perasaan dan martabat orang lain. Pendengan yang empati mengenali bahasa penolakan dan tidak memaksa lebih lanjut.
-      Kesabaran
Toleransi terkadang melibatkan sikap sabar dan diam

2.      Pendekatan Komunikasi Lintas Budaya
-      Pendekatan Perangai terjadi Tatkala berkomunikasi dengan seseorang dari kebudayaan lain, maka anda menampilkan perangai (trait) tertentu. Ingatlah bahwa perangai tidak saja dibentuk oleh factor-faktor internal individu tetapi juga dipengaruhi oleh factor-faktor social. Itulah yang disebut Internal Response Trait yaitu derajat (tinggi atau rendah) kestabilan disposisi dan konsistensi disposisi individu untuk merespons karakteristik orang lain.
-      Pendekatan Perseptual apabila Anda harus mengidentifikasi jenis-jenis persepsi, seperti kognisi (akal), pandangan dan pemahaman bahwa semua itu berkaitan dengan kemampuan berkomunikasi lintas budaya yang memperhitungkan tekanan psikologi, berkomunikasi secara efektif dan membangun relasi antar pribadi.
-      Pendekatan Perilaku  merupakan Pendekatan terhadap kompetensi komunikasi lintas budaya dapat juga dilakukan melalui pendekatan perilaku, terutama perilaku social (perilaku individu dalam konteks social) karena invidu berhubungan dengan seseorang dalam konteks budaya tertentu.
-      Pendekatan terhadap kebudayaan tertentu. Jika kita ingin meningkatkan komunikasi dengan orang lain dari kebudayaan lain maka yang dilakukan adalah mempelajari kebudayaan, belajar tentang nilai, norma, kepercayaan, bahasa, struktur pengetahuan, system social dan budaya, system ekonomi, mata pencaharian, dan adat
            Asumsi dasar bahwa komunikasi sangat berhubungan dengan perilaku manusia dan kepuasan terpenuhi kebutuhan berinteraksi dengan manusia-manusia lainnya. Ketika kita berbicara, sebenarnya kita sedang berprilaku. Melambaikankan, tersenyum, bermuka masam, mengganggukan kepalaatau memberikan suatu isyarat , kita juga sedang berprilaku.
            Pendekatan dalam komunikasi berfokus pada pemberian makna kepada perilaku. Pemberian disini berarti bahwa kita memberikana mankna yang telah kita miliki kepada perilaku yang telah kita observasi  dilingkungan  kita. Berbagai makna tel;ah tumbuh sepanjang hidup kita  sebagai akibat dari pengaruh  budaya kita terhadap  kita sebagai hasil  dari pengalaman-pengalaman pribadi. Makna adalah relative bagi kita masing-masing, oleh karena kita masing-masing adalah manusia yang unik dengan latar belakang yang berbeda-beda dan memilki pengalaman yang unik pula. 

3.      Proses Komunikasi Lintas Budaya

a.    Sistem Kepercayaan, Nilai dan Sikap
             Nilai-nilai adalah aspek evaluative dari sitem kepercayaan, nilai dam sikap. Dimensi evaluative ini meliputi kualitas-kualitas seperti kemanfaatan, kebaikan, estetika, kemampuan memuaskan kebutuhan, dan kesenangan. Meskipun setiap orang mempunyai tatanan nilai ayang unik, terdapat pula nilai-nilai yang cenderungmenyerap budaya. Nilai-nilai ini dinamakan nilai budaya.
             Nilai dari suatu budaya menampakkan diri dari perilaku para anggotabudaya yang dituntut oleh budaya. Nilai-nilai ini disebut nilai normative. Sseperti seorang pengendara motor dituntut berhenti ketika tanda lampu merah menunjukkan tanda berhenti.

b.      Peran Bahasa dalam Komunikasi
             Berkomunikasi dengan orang lain adalah rutinitas kita sehari- hari. Dalam berkomunikasi tentunya kita menggunakan bahasa dalam penyampaiannya. Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi. Kaidah, aturan dan pola-pola yang dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk dan tata kalimat. Agar komunikasi yang dilakukan berjalan lancar dengan baik, penerima dan pengirim bahasa harus harus menguasai bahasanya. Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat komunikasi, kerja sama dan identifikasi diri. Arbitrer yaitu tidak adanya hubungan antara lambang bunyi dengan bendanya. Bahasa memiliki beberapa fungsi, diantaranya sebagai alat untuk berkomunikasi dengan sesama manusia, alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia, alat untuk mengidentifikasi diri. Pada dasarnya, bahasa sebagai alat komunikasi tidak hanya secara lisan, tetapi juga menggunakan bahasa isyarat tangan atau anggota tubuh lainnya.
             Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh faktor biologis dan faktor lingkungan. Faktor biologis diantaranya evolusi biologis, ikatan biologis, bahasa binatang, dan masa kritis belajar bahasa. Evolusi biologis, perubahan biologis membentuk manusia linguistik, karena berkenaan dengan evolusi biologis, otak, sistem saraf, dan sistrem vokal berubah selama beratus-ratus juta tahun dan akhirnya bahasa adalah pemerolehan yang selalu baru terjadi. Ikatan biologis, bahasa adalah suatu kemampuan gramatikal yang dibawa sejak lahir yang memungkinkan anak mendeteksi kategori bahasa tertentu. Peranan otak, otak yang paling berperan dalam perkembangan bahasa adalah otak kiri, tetapi dalam melakukan kegiatan ada keterkaitan antara dua belahan otak yaitu kana dan kiri. Bahasa binatang, binatang dapat berkomunikasi dengan sesamanya dan dapat dilatih untuk dimanipulasi simbul-simbul bahasa. Periode kritis belajar, bahasa harus digerakan melalui belajar dan waktu yang efektif untuk pengembangan bahasa adalah selama usia dini. Faktor lingkungan, mencakup perubahan kultural dan konteks sosiokultural bahasa, dukungan sosial untuk perkembangan bahasa yang meliputi simplikasi pengasuhan dan pemetaan melalui motherese, recasting, echoing, expanding, labeling, modeling, dan correctiver feedback., dan pandangan behavioral. Dalam berbahasa seseorang melalui beberapa tahap, diantaranya perkembangan bahasa usia bayi, perkembangan bahasa usia dini, perkembangan bahasa usia sekolah, dan perkembangan membaca dan menulis.
             Bila kegiatan belajar mengajar yang diciptakan efektif, maka perkembangan bahasa anak dapat berjalan secara optimal. Sebaliknya bahwa jika kurang efektif, maka perkembangan bahasa anak mengalami hambatan. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling efektif dalam pergaulan sosial, maka sangat diperlukan bahasa yang komunikatif yang memungkinkan semua pihak yang terlibat interaksi belajar mengajar dapat berperan aktif dan produktif. Sehingga guru SD diharapkan lebih banyak menggunakan bahasa anak daripada bahasa orang dewasa.  Lingkungan yang kondusif dapat tercipta sesuai dengan kebutuhan anak untuk perkembangan bahasa pada saatnya, akan berdampak sangat positif terhadap perkembangan bahasa anak, tidak hanya sebagai pengguna bahasa yang pasif, melainkan juga dapat menjadi pengguna bahasa yang aktif.
c.       Bahasa Tubuh
             Penggunaan bahasa tubuh dalam berkomunikasi, biasa disebut sebagai komunikasi non-ujaran (non-verbal communication). Manajer perlu mengetahui cara menggunakan bahasa tubuh sebagai cara penekanan ekspresi pesan yang akan disampaikan. Hal ini penting untuk menghindari terjadinya distorsi informasi.
             Ketika berkomunikasi dengan menggunakan bahasa ujaran (verbal communication) orang acap menggunakan bantuan gerak-gerik anggota tubuh [seperti mata, tangan, kepala, dll). Kemampuan memanfaatkan anggota tubuh merupakan aset komunikasi dan bukan sekedar tampilan fisik. Jika digunakan secara tepat dan benar akan menimbulkan rasa tenteram (bagi diri sendiri atau pendengar), memperjelas bahasa ujaran dan sekaligus akan menghasilkan dampak positif yang mungkin tidak diduga. Sebagai contoh, cara berdiri, bergerak, menatap, dan tersenyum yang dimanipulasikan sedemikian rupa akan memberi nuansa komunikatif terhadap penampilan kata-kata.
Perilaku nonverbal. Bahasa verbal merupakan istilah digital, dengan kata lain “kata” sebgai simbolisasi atas fenomena tertentu. Perilaku nonverbal merupakan istilah analogi, yang mewakili fenomena tertentu dengan menciptakan keadaan atau suasana yang diekspresikan secara langsung. Misalnya, secara digital kita ucapkan “Aku Mencintai mu”. Sementara, secara analogi  perasaan tersebut terwakili dengan tatapan dan sentuhan.
d.      Lingkungan komunikasi,
Lingkungan (konteks) komunikasi setidak-tidaknya memiliki tiga dimensi:                  
1. Fisik, adalah ruang dimana komunikasi berlangsung yang nyata atau berwujud.
2. Sosial-psikoilogis, meliputi, misalnya tata hubungan status di antara mereka yang terlibat, peran yang dijalankan orang, serta aturan budaya masyarakat di mana mereka berkomunikasi. Lingkungan atau konteks ini juga mencakup rasa persahabatan atau permusuhan, formalitas atau informalitas, serius atau senda gurau,
3. Temporal (waktu), mencakup waktu dalam hitungan jam, hari, atau sejarah dimana komunikasi berlangsung.

             Ketiga dimensi lingkungan ini saling berinteraksi; masing-masing mempengaruhi dan dipengaruhi oleh yang lain. Sebagai contoh, terlambat memenuhi janji dengan seseorang (dimensi temporal), dapat mengakibatkan berubahnya suasana persahabatan-permusuhan (dimensi sosial-psikologis), yang kemudian dapat menyebabkan perubahan kedekatan fisik dan pemilihan rumah makan untuk makan malam (dimensi fisik). Perubahan-perubahan tersebut dapat menimbulkan banyak perubahan lain. Proses komunikasi tidak pernah statis.
 
Daftar Pustaka

-         -  Liliweri MS, Alo, Makna Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya, (LKiS: Yogyakarta) 2003
-     - Mulyana, Dedi & Jalaluddin Rahmat, Komunikasi Antar Budaya : Panduan Berkomunikasi dengan orang-orang berbeda budaya, (PT. Remaja Rosda Karya : Bandung) 1996.
-      -   Mulyana, Dedi, Komunikasi Efektif, PT. Remaja Rosda Karya : Bandung. 2008
-         -  Marasakti Bangunan, Mengembangkan Kompetensi, http://wordpress.com, diakses pada 10 Maret 2012

Sabtu, 17 Maret 2012

16 Bahasa Tubuh yang Wajib Diperhatikan Dalam Berkomunikasi



kali ini saya akan membahas mengenai pentingnya menggunakan bahasa tubuh yang baik. Memperbaiki bahasa tubuh dapat membuat perbedaan yang besar ketika seseorang menilai kepribadian anda. Bahasa tubuh yang baik dapat menunjukkan bahwa anda memiliki kecakapan, daya pikat dan suasana hati yang positif. Sebagai contoh : jika anda sering tersenyum, anda akan merasakan lebih bahagia. Jika anda duduk dengan tegap, anda akan merasakan lebih energik. Jika anda melambatkan gerakan anda (tidak terburu-buru), anda akan merasakan lebih tenang.

Secara garis besar, bahasa tubuh terdiri dari bagaimana cara anda duduk, cara anda berdiri, cara anda menggunakan kedua tangan dan kaki anda, serta apa yang anda lakukan ketika berbicara dengan seseorang.

Dibawah ini adalah beberapa bahasa tubuh yang perlu anda perhatikan ketika berbicara dengan seseorang :

1. Jangan silangkan kaki dan tangan anda.

Anda mungkin sudah sering mendengar bahwa menyilangkan tangan atau kaki dapat menunjukkan bahwa anda tertutup terhadap lawan bicara anda dan ini tidak menciptakan hubungan pembicaraan yang baik. Bukalah selalu posisi tangan dan kaki anda.

2. Lakukan kontak mata, namun bukan menatapnya.

Dengan melakukan kontak mata pada lawan bicara anda dapat membuat hubungan pembicaraan menjadi lebih baik dan anda dapat melihat apakah mereka sedang mendengarkan anda atau tidak. Namun juga bukan dengan menatapnya (terus menerus), karena akan membuat lawan bicara anda menjadi gelisah.
Jika anda tidak terbiasa melakukan kontak mata pada lawan bicara anda, memang anda akan merasakan ketidaknyamanan pada saat pertama kali. Namun lakukan saja terus dan anda akan terbiasa suatu saat nanti.

3. Buatlah jarak antara kedua kaki anda.

Memberi jarak antara kedua kaki (tidak dirapatkan) baik dalam posisi berdiri maupun duduk menunjukkan bahwa anda cukup percaya diri dan nyaman dengan posisi anda.

4. Santaikan bahu anda.

Ketika anda merasa tegang, anda akan merasakan juga ketegangan di kedua bahu anda. Biasanya terlihat dari posisi bahu yang sedikit terangkat dan maju ke depan. Cobalah untuk mengendurkan ketegangan dengan menggerakkan bahu anda dan mundurkan kembali posisinya ke belakang atau bersandar.

5. Mengangguk ketika lawan bicara anda sedang berbicara.

Mengangguk menandakan bahwa anda memang sedang mendengarkan. Namun bukan berarti anda mengangguk berlebihan (terus menerus dan cepat) layaknya burung pelatuk :), karena anda akan terlihat seperti dibuat-buat.

6. Jangan membungkuk, duduklah dengan tegak.

Membungkuk menandakan bahwa anda tidak bergairah, dan tegak disini maksudnya adalah tetap dalam koridor santai, tidak tegang.

7. Condongkan badan, namun jangan terlalu banyak.

Jika anda ingin menunjukkan bahwa anda tertarik dengan apa yang disampaikan oleh lawan bicara anda, condongkan sedikit tubuh anda ke arahnya. Namun jangan juga terlalu condong karena anda terlihat seperti akan meminta sesuatu.
Jika anda ingin menunjukkan bahwa anda cukup percaya diri dan santai, condongkan sedikit badan anda ke belakang. Namun juga jangan terlalu condong, karena anda akan terlihat arogan.

8. Tersenyum dan tertawa.

Bercerialah, jangan terlalu serius. Santai, tersenyum bahkan tertawa jika seseorang menceritakan sesuatu hal yang lucu. Orang akan cenderung mendengarkan anda jika anda terlihat sebagai orang yang positif. Namun juga jangan menjadi orang yang pertama kali tertawa jika anda sendiri yang menceritakan cerita lucu nya, karena anda akan terkesan gugup dan seperti minta dikasihani.
Tersenyumlah ketika anda berkenalan dengan seseorang, namun jangan pula tersenyum terus menerus karena anda akan dianggap menyimpan sesuatu dibalik senyuman anda.

9. Jagalah posisi kepala anda tetap lurus.

Jangan melihat ke bawah ketika anda berbicara dengan seseorang. Anda akan terlihat seperti tidak nyaman berbicara dengan lawan bicara anda dan juga terlihat seperti orang yang tidak percaya diri.

10. Jangan terburu-buru.

Ini bisa berlaku untuk apa saja. Bagi anda yang mempunyai kebiasaan berjalan dengan cepat, cobalah sesekali untuk memperlambat jalan anda. Selain anda akan terlihat lebih tenang dan penuh percaya diri, anda juga akan merasakan tingkat stress anda berkurang.

11. Hindari gerakan-gerakan yang menunjukkan bahwa anda gelisah.

Seperti menyentuh muka anda, menggoyang-goyangkan kaki anda atau mengetuk-ngetuk jari anda di atas meja dengan cepat. Gerakan-gerakan semacam itu menunjukkan bahwa anda gugup dan dapat mengganggu perhatian lawan bicara atau orang-orang yang sedang berbicara dengan anda.

12. Efektifkan penggunaan tangan anda.

Daripada anda menggunakan tangan anda untuk hal-hal yang dapat mengganggu perhatian lawan bicara anda, seperti disebutkan dalam point 11 diatas, lebih baik anda menggunakan tangan anda untuk membantu menjelaskan apa yang anda sampaikan.

13. Rendahkan gelas minuman anda.

Seringkali kita berbicara dengan seseorang sambil memegang gelas minum di depan dada kita. Sikap ini agak kurang baik karena akan membuat ‘jarak’ yang cukup jauh antara anda dan lawan bicara anda. Rendahkan posisi gelas minuman anda, bahkan jika perlu anda memegangnya sampai di dekat kaki.

14. Jangan berdiri terlalu dekat.

orang yang merubah posisinya menjadi terlalu dekat pada lawan bicaranya dapat menandakan bahwa ia sedang menyembunyikan sesuatu atau mempunyai maksud tertentu. Selain itu tentu saja akan membuat lawan bicaranya menjadi tidak nyaman. Jagalah selalu jarak ’privacy’ antara anda dan lawan bicara anda.

15. Berkaca.

Dalam buku-buku mengenai penjualan, saya sering menemukan tentang istilah berkaca ini. Pada intinya ketika 2 orang terkoneksi dan melakukan hubungan pembicaraan yang positif, mereka secara tidak sadar akan saling berkaca satu sama lain. Dalam arti anda akan sedikit meniru bahasa tubuh lawan bicara anda, begitu juga sebaliknya.
Anda dapat juga melakukan teknik berkaca yang proaktif (dengan sadar) untuk lebih meningkatkan kualitas hubungan anda dan lawan bicara anda. Sebagai contoh, jika lawan bicara anda sedikit mencondongkan badannya ke depan, anda dapat juga mencondongkan badan anda ke depan. Jika lawan bicara anda menaruh satu tangannya di atas meja, anda juga dapat melakukan hal yang sama. Namun tetap perlu diingat, jangan melakukan gerakan tiruan dengan jeda waktu yang sangat singkat dan hampir semua gerakan ditiru. Lawan bicara anda akan melihat suatu keanehan dan tampak seperti sirkus. :)

16. Jagalah selalu sikap anda.

Apa yang anda rasakan akan tersalur lewat bahasa tubuh dan dapat menjadi perbedaan yang besar terhadap kualitas hubungan anda dan lawan bicara anda. Tetaplah jaga sikap yang positif, terbuka dan santai.

Perlu diingat bahwa anda dapat merubah bahasa tubuh yang kurang baik, tentu saja selama anda memahami bahwa untuk menciptakan kebiasaan yang baru memerlukan sebuah proses. Jangan juga mencoba melakukan semua dengan sekaligus karena akan membuat anda bingung dan penat.

Fokus saja pada 2-3 bahasa tubuh yang menjadi prioritas anda dan perbaiki terus menerus selama 3-4 minggu. Setelah waktu tersebut anda akan menciptakan suatu kebiasaan yang baru. Kemudian anda dapat melanjutkannya lagi untuk 2-3 bahasa tubuh berikutnya

Jumat, 16 Maret 2012

Warna Mata yang Berbeda (Heterochromia Iridium)


Heterochromia Iridium - Apakah anda pernah melihat orang yang matanya berbeda warna satu dan lainnya? Yang kiri bewarna hijau dan yang kana bewarna biru? Kalau dalam film atau game tentu pernah seperti dalam seri Final Fantasy, salah sati karakternya, Yuna. salah satu tokoh utama pada Final Fantasy X dan Final Fantasy X-2. Disitu digambarkan bahwa Yuna memiliki dua warna mata yang berbeda, yaitu warna hijau untuk mata kanan, dan warna biru untuk mata kiri. Hal ini juga ada katanya dan tidak sekedar dalam film saja. Anda penasaran? Berikut ini penjelasannya.



Heterochromia Iridium

Warna mata ditentukan oleh jumlah melanin, suatu pigmen coklat gelap, yang terdapat dalam bagian mata yang disebut "iris". Mata berwarna biru adalah disebabkan oleh sedikitnya jumlah melanin, sementara mata berwarna coklat menunjukkan iris dengan kandungan melanin yang banyak. Orang-orang dengan warna rambut dan kulit yang lebih gelap memiliki lebih banyak melanin sehingga mereka memiliki mata berwarna coklat, sementara orang dengan warna rambut dan kulit yang lebih pucat memiliki jumlah melanin yang lebih sedikit sehingga biasanya memiliki warna mata yang lebih terang.
Saat seorang individu memiliki jumlah melanin yang berbeda pada setiap iris di mata mereka, maka mata mereka pun akan memiliki warna yang berbeda. Hal ini disebut sebagai Heterochromia Iridium. Heterochromia Iridium ini secara relatif termasuk jarang untuk manusia, tetapi termasuk umum pada beberapa binatang seperti kuda, kucing, dan beberapa spesies anjing.
Heterochromia Iridium diduga sebagai akibat dari perubahan pada satu dari beberapa gen yang mengatur warna mata. Heterochromia Iridium ini juga bisa merupakan keturunan, walaupun trauma dan beberapa jenis pengobatan dapat juga mengakibatkan peningkatan maupun penurunan pigmentasi pada salah satu iris. Beberapa jenis sindrom medis, misalnya Waardenburg Syndrome, juga dapat mengakibatkan seseorang untuk memiliki dua warna mata yang berbeda.

Berikut ini adalah contoh dari Heterochromia Iridium pada manusia dan hewan:
Contoh orang yang memiliki dua warna mata berbeda:







Contoh Heterochromia Iridium pada binatang:





Variasi dari kondisi Heterochromia ini adalah dimana seseorang memiliki variasi beberapa warna pada mata


Jadi dua warna mata yang berbeda yang dimiliki oleh satu orang itu benar adanya. Dalam Ilmu Kedokteran di kenal dengan nama Heterochromia Iridium